Langsung ke konten utama

LOCAL MARKET

Memasuki minggu ketiga saya dan teman-teman kembali melakukan survei di salah satu Pasar di Makassar. Dan kali ini kami mengunjungi Pasar Senggol yang beralamat di Jl. Cendrawasih No. 256. Biasanya saat siang hari masih sedikit pedagang yang berjualan, karena Pasar ini baru mulai aktif beroperasi pada sore hari hingga malam hari, yaitu pukul 15.00 - 23.00.


Berikut adalah tabel bahan-bahan yang saya temukan di Pasar Senggol :

NO.
ITEM
QUANTITY
UNIT
HARGA
1
Tepung Kanji
1
Pack
Rp.  12.000
2
Kemiri
1
Pack
Rp.    5.000
3
Merica Butiran
1
Pack
Rp.    5.000
4
Gula Merah Mandar
1
Kg
Rp.  40.000
5
Paria
3
Buah
Rp.  12.000
6
Bengkoang
1
Kg
Rp.  15.000
7
Telur Bebek
1
Butir
Rp.    3.500
8
Kerupuk Udang
1
Kg
Rp.  18.000
9
Pala
1
Buah
Rp.    1.000
10
Ketimun
1
Buah
Rp.    3.000
11
Tahu
5
Buah
Rp.    5.000
12
Kacang Putih
1
Kg
Rp.  20.000
13
Daun Bawang
1
Kg
Rp.  15.000
14
Bunga Kol
1
Kg
Rp.  15.000
15
Brokoli
1
Kg
Rp.  20.000
16
Sagu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How To Make cookies

Daily activity 9

Assalamualaikum Salam hangat dari saya yang setia membaca blog saya. Hari ini kami kembali praktek membuat croissant dan hari ini kami juga membuat sourdough bread. Sebelum kami membuat croissant kami melihat dosen mempraktekkan cara membuat croissant dan sourdough bread, setlah pemeriksaan sour dough kami langsung melihat dosen mempraktekkan cara membuatnya dan setelah itu kami juga membuatnya.  Hari ini kami hanya membuat dough nya saja karena croissant fat belum ada. untuk langkah membuatnya sama seperti pada umumnya hanya saja kali ini kami menggunakan fresh yeast ( leavin ), langkah pertama straight dough method yaitu mencampurkan semua bahan kering seperti flour, sugar dan salt dan di aduk lalu memasukkan fresh yeast dan langkah kedua masukkan fresh milk dan di aduk selama 20 menit.  Setelah itu uleni sebentar kemudian simpan di suhu ruangan selama 30 menit dan kemudian masuk kedalam chiller selama 1 malam.   Hari ini saya hanya membuat adonan croiss...

local food 4

Mei 23, 2019 Local Food #4 1.    Mie Titi          Mie Titi sudah jadi hidangan kuliner khas Makassar. Tapi masakan mi kering dan dilengkapi kuah berbumbu kental ini, ternyata bukanlah nama sebuah mie. Titi sebenarnya adalah sapaan akrab mendiang Angko Tjao, ayah dari Freddy Koheng, pemilik usaha Mie Titi di Jl. Dr Wahidin Sudirohusodo (Jl. Irian), Makassar.          Titi pun bukan sebutan orang atau nama diri. Dalam bahasa Tionghoa, Titi berarti adik laki-laki. Seiring waktu, hingga 1990-an, mie titi akhirnya menjadi usaha keluarga. Bagi warga Tionghoa-Makassar di era 1950 an, khusunya di kawasan Pecinan, Angko Tjao adalah pedagang mie khas. Saat itu, warga sekitarnya menyebutnya mi dadar atau mi yang digoreng dengan sedikit minyak, lalu ditekan-tekan pada wajan hingga gepeng menyerupai telur dadar.       Mie bakar atau goreng adalah masakan kh...