Langsung ke konten utama

LOCAL MARKET

Minggu ini adalah mid tes praktik, survei pasar tetap kami lakukan. Karena di kampus sedang ada kegiatan hingga sore hari, saya dan teman-teman baru melakukan survei saat malam hari. Dan kali ini kami mengunjungi Pasar Hertasning, pasar ini terbilang sangat kecil, tetapi menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga. Tetapi mayoritas pedagangnya menjual berbagai jenis makanan laut.


Berikut adalah tabel 20 bahan-bahan yang saya temukan di Pasar Hertasning :

NO.
ITEM
QUANTITY
UNIT
HARGA
1
Teri Medan
1
Kg
Rp.  15.000
2
Ikan Banyar
5
Ekor
Rp.  30.000
3
Ikan Layang Besar
5
Ekor
Rp.  20.000
4
Ikan Layang kecil
5
Ekor
Rp.  15.000
5
Ikan Mujair
3
Ekor
Rp.  30.000
6
Ikan Kakap Merah
5
Ekor
Rp.  15.000
7
Keluak
1
Ekor
Rp.    2.000
8
Daun Kelor
4
Buah
Rp.    5.000
9
Tauge
½
Kg
Rp.    5.000
10
Ubi Jalar
1
Kg
Rp.  10.000
11
Ubi Kayu
1
Kg
Rp.  10.000
12
Belimbing
5
Buah
Rp.    2.000
13
Ketumbar
1
Pack
Rp.    5.000
14
Jintan
1
Pack
Rp.    3.000
15
Bumbu Antaka
1
Pack
Rp.    5.000
16
Jahe
1
Kg
Rp.  35.000
17
Kunyit
1
Kg
Rp.  20.000

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How To Make cookies

Recipe 2

1. Choco truffle - Dark chocolate  250 gram - Butter          250 gram - Icing sugar     120 gram - Egg yolk          4 butir - Whole egg         4 butir - flour            60 gram How To Make : - Siapkan semua bahan - Lelehkan dark chocolate kemudian masukan butter - Masukkan icing sugar kemudian diaduk sampai rata kemudian masukan flour - angkat dari atas air panas kemudian masukkan egg sedikit demi sedikit - Untuk cupnya diolesi butter dan diberikan flour kemudian masukan adonan 3/4 cup - Bake selama kurang lebih  11 menit dengan suhu 450 derajat - Garnish sesuai selera Sejarah  Penemuan pers kakao pada tahun 1828 membuat dicapai memisahkan lemak murni dalam biji kakao, yang dikenal sebagai cocoa butter, dari padatan kacang. Hal ini tidak semata-mata meningkatkan konsistensi dan gaya kakao bubuk yang tersi...

local food 4

Mei 23, 2019 Local Food #4 1.    Mie Titi          Mie Titi sudah jadi hidangan kuliner khas Makassar. Tapi masakan mi kering dan dilengkapi kuah berbumbu kental ini, ternyata bukanlah nama sebuah mie. Titi sebenarnya adalah sapaan akrab mendiang Angko Tjao, ayah dari Freddy Koheng, pemilik usaha Mie Titi di Jl. Dr Wahidin Sudirohusodo (Jl. Irian), Makassar.          Titi pun bukan sebutan orang atau nama diri. Dalam bahasa Tionghoa, Titi berarti adik laki-laki. Seiring waktu, hingga 1990-an, mie titi akhirnya menjadi usaha keluarga. Bagi warga Tionghoa-Makassar di era 1950 an, khusunya di kawasan Pecinan, Angko Tjao adalah pedagang mie khas. Saat itu, warga sekitarnya menyebutnya mi dadar atau mi yang digoreng dengan sedikit minyak, lalu ditekan-tekan pada wajan hingga gepeng menyerupai telur dadar.       Mie bakar atau goreng adalah masakan kh...