Langsung ke konten utama

Daily Activity 12

Assalamualaikum 

          Hari terakhir praktek dengan membuat croissant dan terlet yang sama. Hari ini saya melanjutkan membuat croissant yang adonannya sudah saya buat lebih dahulu. Untuk membuat croissant kali ini saya menggunakan doughsheeter dari lipatan pertama hingga pembentukan. Saya melihat perbedaan dari menggunakan mesin dan rolling pin, dalam pembuatan croissant kita menggunakan rolling pin hasil sari croissant tergantung cara kita meroll apakah fatnya rata ataupun pecah dan saat penggunaan mesin makan fatnya bisa rata dan kita bisa mendapatkan hasil yang lebih Baik lagi. 
Hari ini saya membuat tarlet dengan resep sendiri, untuk proses pembuatannya kita mix butter dan sugar hingga halus kemudian masukkan bahan bahan kering lalu di mix hingga tercampur dengan rata lalu kita cetak menggunakan cetakan yang diinginkan lalu bake selama 15 menit namun tarlet yang saya miliki ketebalan sehingga saya membuatnya kembali dan akhirnya sesuai dengan yang diinginkan.







IMG_6755.jpeg

IMG_6756.jpeg

IMG_6751.jpeg
IMG_6758.jpeg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How To Make cookies

Recipe 2

1. Choco truffle - Dark chocolate  250 gram - Butter          250 gram - Icing sugar     120 gram - Egg yolk          4 butir - Whole egg         4 butir - flour            60 gram How To Make : - Siapkan semua bahan - Lelehkan dark chocolate kemudian masukan butter - Masukkan icing sugar kemudian diaduk sampai rata kemudian masukan flour - angkat dari atas air panas kemudian masukkan egg sedikit demi sedikit - Untuk cupnya diolesi butter dan diberikan flour kemudian masukan adonan 3/4 cup - Bake selama kurang lebih  11 menit dengan suhu 450 derajat - Garnish sesuai selera Sejarah  Penemuan pers kakao pada tahun 1828 membuat dicapai memisahkan lemak murni dalam biji kakao, yang dikenal sebagai cocoa butter, dari padatan kacang. Hal ini tidak semata-mata meningkatkan konsistensi dan gaya kakao bubuk yang tersi...

local food 4

Mei 23, 2019 Local Food #4 1.    Mie Titi          Mie Titi sudah jadi hidangan kuliner khas Makassar. Tapi masakan mi kering dan dilengkapi kuah berbumbu kental ini, ternyata bukanlah nama sebuah mie. Titi sebenarnya adalah sapaan akrab mendiang Angko Tjao, ayah dari Freddy Koheng, pemilik usaha Mie Titi di Jl. Dr Wahidin Sudirohusodo (Jl. Irian), Makassar.          Titi pun bukan sebutan orang atau nama diri. Dalam bahasa Tionghoa, Titi berarti adik laki-laki. Seiring waktu, hingga 1990-an, mie titi akhirnya menjadi usaha keluarga. Bagi warga Tionghoa-Makassar di era 1950 an, khusunya di kawasan Pecinan, Angko Tjao adalah pedagang mie khas. Saat itu, warga sekitarnya menyebutnya mi dadar atau mi yang digoreng dengan sedikit minyak, lalu ditekan-tekan pada wajan hingga gepeng menyerupai telur dadar.       Mie bakar atau goreng adalah masakan kh...